Sabtu, Januari 31, 2009

SEJARAH RI MELAWAN PENJAJAH






Peristiwa 10 Nopember 1945
hi…perjuangan bangsa indonesia begitu susah dan beratnya dan kami sebagai penerus bangsa harus meneruskan nya. namun kenapa anak jaman sekarang telah pudar rasa cintanya terhadap tanah air???
menurut saya pemerintah harus menayangkan kisah2 dan sejarah2 bagaimana dulu susahnya dan begitu histerisnya bangsa INA merebut INA dari tangan penjajah. buktinya saja saya tidak tau begitu akurat tentang perjuangan bangsa INA. dari sejarah2 penayangan itu sy rasa pasti penerus bangsa seperti saya ini akan tergerak hati nya dan akan berjuang memajukan negara kita INA. tolong dipikirkan kembali dan klo bisa di trima.. terima kasih
saya setuju dengan bro firdy, remaja dan anak2 ina rasa nasionalisme dan kebangsaanya sudah pudar. dan saya juga setuju ma bro firdy filem-filem / buku-buku maupun lagu-lagu tentang perjuangan perlu di tampilin lagi untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan pariotisme. karna anak sekarang menganggap lebih baik liat rambo / commandows dari pada liat serangan umum satu maret / surabaya 45 dan masih banyak filem / buku dokumenter yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. thx bro firdy atas kunjungan dan komentarnya, semoga sarannya dapat di baca dan di dengar ma pemerintah


Dinasti Syailendra

Dinasti Syailendra diduga berasal dari daratan Indocina (sekarang Thailand dan Kamboja). Dinasti ini bercorak Budha Mahayana, didirikan oleh Bhanu pada tahun 752. Pada awal era Mataram Kuno, Dinasti Syailendra cukup dominan dibanding Dinasti Sanjaya. Pada masa pemerintahan raja Indra (782-812), Syailendra mengadakan ekspedisi perdagangan ke Sriwijaya. Ia juga melakukan perkawinan politik: puteranya, Samaratungga, dinikahkan dengan Dewi Tara, puteri raja Sriwijaya. Pada tahun 790, Syailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (Kamboja), kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa tahuan. Peninggalan terbesar Dinasti Syailendra adalah Candi Borobudur yang selesai dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga (812-833).

ByIdris Nasrullah

sejarah wali songo



SEJARAH WALISONGO


Menengok konflik Masa Lalu
Biasanya, konflik yang terjadi di kalangan ulama -terutama ulama jaman dahulu, lebih banyak diakibatkan karena persoalan (rebutan pengaruh) politik. Tidak hanya terjadi pada era kiai-ulama masa kini, tapi sejak jaman Wali Songo-pun, konflik seperti itu pernah terjadi.

Bahkan, sejarah Islam telah mencatat bahwa jenazah Muhammad Rasulullah SAW baru dimakamkan tiga hari setelah wafatnya, dikarenakan para sahabat justru sibuk rebutan soal posisi khalifah pengganti Nabi
(Tarikh Ibnu Ishak, ta'liq Muhammad Hamidi).

Di era Wali Songo -kelompok ulama yang "diklaim" oleh NU sebagai nenek-moyangnya dalam perihal berdakwah dan ajarannya, sejarah telah mencatat pula terjadinya konflik yang "fenomenal" antara Wali Songo (yang mementingkan syari'at) dengan kelompok Syekh Siti Jenar (yang mengutamakan hakekat).

Konflik itu berakhir dengan fatwa hukuman mati bagi Syekh Siti Jenar dan pengikutnya. Sejarah juga mencatat bahwa dalam persoalan politik, Wali Songo yang oleh masyarakat dikenal sebagai kelompok ulama penyebar agama Islam di Nusantara yang cukup solid dalam berdakwah itu, Ternyata juga bisa terpolarisasi ke dalam tiga kutub politik; Giri Kedaton (Sunan Giri, di Gresik), Sunan Kalijaga (Adilangu, Demak) dan Sunan Kudus (Kudus).

Kutub-kutub politik itu memiliki pertimbangan dan alasan sendiri-sendiri yang berbeda, dan sangat sulit untuk dicarikan titik temunya; dalam sidang para wali sekalipun. Terutama perseteruan dari dua nama yang terakhir, itu sangat menarik. Karena pertikaian kedua wali tersebut dengan begitu gamblangnya sempat tercatat dalam literatur sejarah klasik Jawa, seperti: "Babad Demak", "Babad Tanah Djawi", "Serat Kandha", dan "Babad Meinsma".

Lagi-lagi, konflik itu diakibatkan karena persoalan politik. Perseteruan yang terjadi antara para wali itu bisa terjadi, bermula setelah Sultan Trenggono (raja ke-2 Demak) wafat. Giri Kedaton yang beraliran "Islam mutihan" (lebih mengutamakan tauhid) mendukung Sunan Prawata dengan pertimbangan ke-'alimannya. Sementara Sunan Kudus mendukung Aryo Penangsang karena dia merupakan pewaris sah (putra tertua) dari Pangeran Sekar Seda Lepen (kakak Trenggono) yang telah dibunuh oleh Prawata (anak Trenggono). Sedangkan Sunan Kalijaga (aliran tasawuf, abangan) mendukung Joko Tingkir (Hadiwijaya), dengan pertimbangan ia akan mampu memunculkan sebuah kerajaan kebangsaan nusantara yang akomodatif terhadap budaya.

Sejarah juga mencatat, konflik para wali itu "lebih seru" bila dibandingkan dengan konflik ulama sekarang, karena pertikaian mereka sangat syarat dengan intrik politik yang kotor, seperti menjurus pada pembunuhan terhadap lawan politik. Penyebabnya tidak semata karena persoalan politik saja, tapi di sana juga ada hal-hal lain seperti: pergesekan pengaruh ideologi, hegemoni aliran oleh para wali, pengkhianatan murid terhadap guru, dendam guru terhadap murid, dan sebagainya.

By:Tiya Mardi

sejarah piramida


Wednesday, August 03, 2005

Piramida Mesir: Mahakarya Manusia Raksasa

Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut? Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya? Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil penelitian.

Sejarah Mitos dan Temuan Arkeologi

Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.

Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4.
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.

Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah "mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.

Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya. Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.

Teknik Bangunan yang Luar Biasa


Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat. Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.

Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.

Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut. Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya. Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai "Bapak Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam "pemikiran mereka mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.

Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu. "Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya? Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar."

Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna. Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?

Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.

Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya "Ular Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.

Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.

Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.

Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.

Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.

Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.

Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam. (Lisensi gambar: Xu Xiaoqian)

By:Idris Nasrullah

SEJARAH BATU TERBANG


Iseng-iseng browsing, ternyata menemukan salah satu keajaiban dunia, yang disembunyikan oleh bangsa israel..Keajaiban itu bisa disebut The Rock (Dome of The Rock). Batu itu adalah Batu Pijakan Nabi Muhammad SAW yang merupakan Bukti kebesaran Allah SWT. Batu tersebut terletak Di tengah-tengah Masjid Qubbah Al-Shakhrah (Dome of the Rock), dan berukuran kurang lebih 13,8 x 17 meter, batu tersebut seolah-olah tergantung di udara. Subhannallah…!!

Batu itu adalah batu bekas tempat duduk Nabi Muhammad SAW di masa beliau melaksanakan Isra Mi’raj sampai kini masih tetap melayang di udara. Konon pada saat Nabi Muhammad akan ber-mi’raj, batu tersebut ingin ikut, tetapi segera beliau menghentakan kakinya pada batu itu, maksudnya agar batu tersebut tak usah ikut. Batu gantung ajaib itu berada dalam masjid Umar (Dome of The Rock) di Lingkungan Masjidil Aqsha di Jerusalem.

sri yuniarsih 9b

sumber: http://djaelani.890m.com/sejarah-batu-terbang-di-jerussalem-dome-of-the-rock.html


Jumat, Januari 30, 2009

TUJUH KEAJAIBAN DUNIA

Hiqmah ONE PIECE


ONE PIECE
"ONE PIECE adalah sebuah film kartun yg di dalamnya banyak terdapat imajinasi-imajinasi yg aneh/unik. Namun keanehan/keunikan itu, justru membuat film itu menjadi seru."
Saya memasang gambar ini, bukan hanya semata-mata karena suka, tetapi saya merasa bahwa tokoh-tokoh one piece itu memang patut di tiru. Bukan dari segi kekuatan, tetapi dari segi keberanian dan perjuangannya. Mereka berjuang melawan musuh-musuh yg kuat namun selalu berhasil meskipun itu sulit.
Nah.....!!! kita pun harus begitu, jika kita ingin selalu berhasil,kita harus berjuang dengan sekuat tenaga, oke......!!! SELAMAT MENCOBA!!!

FROM; ArYa wiguna

Sejarah Terbentuknya Sistem Tata Surya

Sejarah Terbentuknya Sistem Tata Surya

1. Teori Kabut Nebula

Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Satu teori yang dinamakan "Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :

  1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
  2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
  3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari

Asteroid adalah salah satu anggota keluarga matahari, apabila bergerak terlalu dekat dengan bumi, gravitasi bumi akan menarik asteroid tersebut ke atmosfir bumi, bergesekan dan terbakar.

Bagian yang tidak habis terbakar jatuh di bumi disebut meteorit.

Secara umum meteorit dapat dikelompokkan menjadi 3 grup :

1. Meteorit besi (siderit, formulasi unsur Fe dan N)

2. Meteorit campuran besi - batu (sicerolit)

3. Meteorit batu (aerolit, komposisi utama adalah silikat/SiO2)

Tektit

Nama tektit berasal dari bahasa Yunani "tektos" yang berarti cair, lelelh. Biasanya tektit berwarna hitam, hijau atau coklat, bersifat "amorf", secara fisik mempunyai kemiripan dengan obsidian.

Tektit terjadi sebagai dampak tumbukan meteorit dengan permukaan bumi, dimana akibat dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya loncatan material yang bersifat cair yang kemudian membeku dengan cepat.

Tektit berukuran hanya beberapa gram, kadang-kadang ada yang mencapai berat 12 kg.

Tektit mempunyai bentuk-bentuk yang unik diantaranya ada yang berbentuk kancing, bel, oval, tetesan air mata.

Penamaan tektit diambil dari tempat dimana tektit tersebut ditemukan, contoh : Moldavit (dari Moldavia, Cekoslovakia), Philippinit (dair Filipina), Javanit (dari Jawa), Bilitonit (dari Biliton/Belitung)





2. Teori Big Bang & Bintang kembar

Klik disini untuk menutup window!Pada mulanya para ilmuan berpijak pada hipotesa bahwa jagad raya tidak mengembang (statis). Namun dengan berjalannya waktu, pandangan tersebut mulai berubah sejak diperkenalkannya hukum gravitasi Newton. Hukum gravitasi Newton mampu menjelaskan secara tepat gerakan benda termasuk benda-benda langit seperti bumi, bulan dan planet. Penemu planet Uranus bernama William Herschel mempublikasikan hasil penelitiannya tentang bintang kembar pada

Text Box: Sir William Herschel tahun 1782. Ternyata interaksi antar bintang pun menuruti hukum gravitasi Newton. Bila jagad raya statis maka seluruh bintang dijagad raya ini saling tarik menarik sehingga akan terbentuk satu massa yang sangat besar sekali. Nyatanya hal ini tidak terjadi. Dengan demikian penemuan ini memperkuat dukungan bahwa sebenarnya jagad raya tidak statis.

Pada saat Einstein memperkenalkan teori relativitas umum pada tahun 1917, kepercayaan tentang keberadaan jagad raya statik masih berlangsung. Oleh karena itu, Einstein memodifikasi teorinya dengan menambahkan satu suku yang dikenal dengan konstanta kosmologi. Konstanta ini merupakan gaya antigravitasi yang bersifat mengimbangi gaya gravitasi sehingga menghasilkan solusi untuk jagad raya statik. Akhirnya ia sadar bahwa hal ini merupakan suatu tindakan yang paling bodoh yang ia perbuat selama hidupnya.

Hipotesa lain yang menentang bahwa jagad raya statis adalah teori “ENTROPI”. Menurut teori entropi, jagad raya ini mempunyai umur (asal-usul) dan makin lama makin kacau. Hipotesa ini membuat hipotesa jagad raya statis semakin pudar. Bila umur jagad raya ini dianggap sudah tua sekali, maka keadaan sekarang pasti sudah kacau. Ternyata keadaan jagad raya sampai saat ini cukup teratur, berarti umur jagad raya masih muda.

BIG BANG

Sebuah revolusi telah terjadi, jagad raya ternyata tidak tinggal diam (statik) tetapi mengembang. Fakta ini menjadi landasan dari kosmologi modern. Astronom Amerika Serikat bernama Edwin Hubble, pada tahun 1929 mempublikasikan salah satu kertas kerjayang menyatakan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauhi kita sebanding dengan jarak galaksi dengan kita. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Hubble yang

ditulis sebagai berikut : v = Hor dengan Ho : suatu konstanta yang disebut konstanta Hubble. Jarak antara benda-benda langit makin lama makin jauh satu dengan yang lainnya. Pengamat di bumi melihat bahwa semua benda langit bergerak menjauhi bumi.

Bayangkan sebuah bola berjari-jari r dengan seorang pengamat pada titik O. Kita anggap bahwa gerakan galaksi pada permukaan bola adalah akibat dari gaya gravitasi di dalam bola. Diluar bola gaya gravitasi saling menghilangkan (anggapan ini telah dibuktikan melalui teori relativitas Einstein untuk jagad raya yang tak berhingga).

Anggap m adalah massa dari suatu galaksi pada permukaan bola dan anggap M adalah massa total galaksi pada permukaan bola. Jika adalah kerapatan materi di dalam bola pada waktu sekarang maka,

Jika tidak ada gaya lain selain gaya gravitasi, maka energi total dari massa m itu adalah: E = 1mv2 - GMm 2 r dengan v adalah kecepatan galaksi. Energi ini dapat bernilai positif, negatif atau nol tergantung pada harga v. Jika E positif, galaksi M akan terus bergerak menjauh selamanya dari pengamat O dan akan mencapai titik tak terhingga. Jika E negatif maka sistem akan terikat, galaksi m akan tertarik kembali ke titik O. Jika E sama dengan nol, maka galaksi akan terus menjauhi titik O dengan kecepatan yang makin lama makin kecil dan akan mencapai nol di titik tak berhingga.

Kesimpulan mengenai kemungkinan berbagai harga E ini berlaku juga bagi semua pengamat selain di bumi. Sehingga kita bisa simpulkan bahwa jika E positif jagad raya akan terus berkembang, sedangkan jika E negatif jagad raya ini akan berhenti mengembang dan runtuh.

Karena v = Hor, jika E = 0 maka, dengan kata lain jika kerapatan jagad raya ini sebesar jagad raya hampir terikat, dan akan terus mengembang sampai tak berhingga.

Situasi yang sama terjadi ketika kita melemparkan benda ke atas. Jika kecepatan yang kita berikan tinggi sekali, maka benda tersebut bisa tidak kembali lagi ke bumi. Tetapi kalau kecepatannya kecil maka setelah mencapai ketinggian tertentu benda akan balik ke bumi.

Penentuan ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Orang mencoba menghitung dengan mengambil suatu ruang volume tertentu lalu menghitung massa galaksi (bintang-bintang) di dalamnya. Perhitungan massa galaksi dapat dilakukan dengan menghitung pengaruh gravitasi dari galaksi terdekat. Misalnya jika 2 galaksi mengorbit satu sama lain, jika jarak dan kecepatannya diketahui maka dengan menggunakan rumus Keppler kita bisa memperoleh besar massa dari galaksi tersebut. Perhitungan ternyata hanya 10 sampai 20% dari harga . Hal ini menyimpulkan bahwa jagad raya tidak mengembang. Namun para kosmologis tidak putus asa, mereka mengganggap bahwa di jagad raya ini pasti ada materi yang tidak terlihat (dark matter) yang membuat jagad raya lebih padat sehingga cocok dengan kenyataan bahwa jagad raya ini mengembang.

Kelihatannya ini terlalu dipaksakan, namun orang sudah melihat sedikit titik terang tentang keberadaan dark matter ini. Ada bermacam kandidat untuk dark matter ini diantaranya adalah : magnetik monopol (jika ada), black hole (jika banyak), neutrino (jika bermassa).Hal ini masih menjadi perdebatan sengit di kalangan ilmuwan.

Jika jagad raya ini mengembang, maka pada waktu lampau alam semesta ini sesungguhnya berasal dari satu pusat yang sangat padat. Pada suatu ketika pusat ini meledak dan mulai mengembang. Ledakan ini disebut "big bang".

Sekarang mari kita hitung secara kasar kapan terjadinya big bang itu. Anggap bahwa jagad raya dari semenjak terjadinya big bang sampai mengembang, memiliki kecepatan yang tetap (percepatan nol). Jika jarak galaksi terjauh adalah r dan big bang terjadi pada waktu To dari sekarang, maka besarnya To dapat dicari dengan rumus Hubble sebagai berikut : v = Hor r = Hor To To = 1 Ho Perkiraan dari harga ini adalah sekitar 10 sampai 15 bilyun tahun.

Jika ide big bang ini benar, maka pada mulanya setelah terjadi ledakan suhu jagad raya mulai turun, lalu terbentuk hidrogen, helium dan atom-atom lain. Atom-atom ini kemudian bergabung menjadi materi yang disebut galaksi.

3. Teori Tumbukan tumbukan komet

Kanan : gambaran artis tentang tumbukan komet dengan permukaan Bumi jika dilihat dari angkasa, yang menerbitkan gelombang pasang raksasa dan pijar api yang sangat besar (sumber : NASA).

Masih kita dengan peristiwa spektakuler pada 18 - 24 Juli 1994, ketika pecahan-pecahan komet Shoemaker Levy 9 menghantam permukaan Jupiter dan menerbitkan percikan bola api raksasa selama puluhan menit dengan diameter yang lebih besar dibanding diameter Bumi ? Dan, jangan kaget kalau peristiwa semacam ini pernah juga terjadi di Bumi kita jutaan tahun silam. Diduga, 60 juta tahun yang lalu, sebuah komet berdiameter 10 km menumbuk permukaan Bumi di semenanjung Yucatan, Amerika Selatan. Tumbukan ini menghasilkan kawah raksasa berdiameter sekurangnya 200 km dan diduga menerbitkan gelombang pasang ke seluruh dunia serta menyemburkan material ke atmosfer Bumi, menghalangi cahaya Matahari sehingga matilah 70 % kehidupan di muka Bumi. Inilah zaman ketika dinosaurus secara mendadak lenyap dari muka Bumi.

Namun, percayakah anda jika asal usul kehidupan diduga juga berawal dari proses tumbukan komet ke permukaan Bumi, milyaran tahun silam ? Empat milyar tahun silam, Bumi yang sedang berada dalam masa awal sejarahnya mengalami serangkaian bombardemen komet-komet dari antariksa. Para ilmuwan menamai periode ini sebagai Late Heavy Bombardement (LHB). Diduga, pada masa ini Bumi mendapatkan molekul-molekul organik yang penting dari komet-komet yang menumbuknya - yang diistilahkan dengan komet-komet kamikaze. Cukup menarik perhatian, saat ini telah dketahui 70 macam asam amino - batu bata penyusun protein - yang ditemukan pada meteorit-meteorit yang berserakan di permukaan Bumi. Dari 70 macam asam amino tersebut hanya 8 macam saja yang termasuk ke dalam 20 macam asam amino esensiil yang dibutuhkan manusia. Sebuah meteorit, yang dinamakan meteorit Murchison - ditemukan di Australia pada 1969 - diketahui mengandung asam aminobutirat dan valin.

Eksperimen Blank

bagan percobaan

Atas : inilah bagan peralatan yang digunakan dalam eksperimen Blank. Panah merah di sebelah kanan memperlihatkan arah gerak peluru-peluru soda berkeceatan tinggi, sementara tiga buah segitiga merah memperlihatkan pin-pin transduser untuk mengukur kecepatan peluru. Setelah tumbukan berlangsung, sampel terlempar ke tanki jebakan dan ditampung untuk dianalisis (sumber : Jennifer Blank, University California of Berkeley)

Gambaran bahwa asal usul kehidupan berawal dari langit memperoleh pondasi penguat setelah Jennifer Blank, seorang geokimia dari University of California melakukan sebuah eksperimen yang dibiayai bersama dengan NASA. Bekerja sama dengan koleganya di University of Chicago dan Los Alamos National Laboratory selama tiga tahun terakhir, Blank merancang sebuah simulasi yang menggambarkan tumbukan komet dan pengaruhnya terhadap polimerisasi asam amino. Blank menggunakan peluru dari soda padat yang dipacu pada kecepatan 1,6 km/detik sebagai model bagi komet. Sementara sebagai target digunakan lempengan stainless steel berdiameter 2 cm dengan ketebalan 0,5 cm. Dalam tanki target diciptakan kondisi dimana disemburkan tetes-tetes air yang mengandung lima macam asam amino : fenilalanin, prolin, lisin (merupakan anggota asam amino esensiil), asam aminobutirat dan valin (ditemukan pada meteorit Murchison).

Dalam eksperimen ini Blank mengatur suhu, tekanan ruang eksperimen dan selang waktu tembakan sebagai variabel. Selanjutnya untuk menganalisis produk eksperimen digunakan kromatografi cairan dan spektrometer massa di Laboratorium Argonne, Los Alamos. Dari sini didapatkan informasi tentang jenis dan konsentrasi molekul yang ada.

Cukup mengejutkan, Blank dan koleganya mendapatkan bahwa asam-asam amino yang ada di dalam tanki eksperimen, setelah mengalami tumbukan dengan peluru-peluru soda berkecepatan tinggi, menjalani proses polimerisasi membentuk peptida, dalam bentuk dipeptida, tripeptida dan tetrapeptida. Lebih lanjut lagi, rasio peptida yang terbentuk tergantung kepada suhu dan tekanan ruang eksperimen serta durasi penembakan.

Berkait dengan hasil eksperimen ini, Blank mengestimasikan bahwa asam-asam amino yang terbentuk di atmosfer Bumi - seperti yang dibuktikan oleh eksperimen Miller - mengalami polimeisasi membentuk peptida oleh tumbukan komet. Dan proses bombardemen komet yang berlangsung terus menerus menyebabkan polimerisasi berlangsung terus menerus pula, dimana peptida membentuk polipeptida (protein). Agar proses ini bisa berlangsung, seorang Benton Clark dari Lockheed Martin Astronautics di tahun 1988 menyarankan bahwa obyek yang menumbuk - baik komet maupun asteroid - haruslah cukup lambat sehingga air dan senyawa organik dapat bertahan dari pemecahan akibat tumbukan. Obyek semacam itu - yang umumnya berkecepatan 25 km/detik - harus datang dari ketinggian maksimal 25o dari horizon, sehingga akan cukup terlambatkan oleh gesekan dengan atmosfer. Clark mendapatkan penguatan dari pernyataan Eugene Shoemaker - pemburu komet paling fenomenal di abad lalu - yang menyatakan bahwa pada masa awal sejarah Bumi, beberapa persen komet dan asteroid yang menumbuk datang dari ketinggian yag rendah.

Miller

eksperimen millerEksperimen Blank memang belum bisa menjawab bagaimana kehidupan muncul, terlebih yang baru dicapai hanyalah tahap polimerisasi asam amino menuju peptida dan protein. Namun, eksperimen semacam ini merupakan satu langkah maju yang sama nilainya dengan eksperimen Miller di tahun 1953 yang terkenal.

Kiri : perangkat eksperimen Miller - Urey. Air didihkan untuk membentuk uap air yang selanjutnya disalurkan ke ruang reaksi bersama-sama dengan uap amoniak, gas hidrogen dan metana. Elektroda-elektroda listrik dinyalakan secara periodik dalam ruang reaksi dan hasil reaksi diarahkan pada pipa yang lain untuk selanjutnya diembunkan dan dianalisis. Anda dapat menyaksikan animasi eksperimen ini di sini (Sumber : AccesExcellence.Org).

Pada dekade 50-an, Harold Urey - penemu isotop Deuterium dan sekaligus peraih hadiah Nobel - mengemukakan bahwa molekul-molekul senyawa organik yang kompleks seperti asam amino dan gula dapat diproduksi di atmosfer Bumi purba dengan bantuan kilatan listrik. Di tahun 1953, Urey bersama Stanley Miller merancang perangkat eksperimen yang mencoba mengkondisikan atmosfer purba Bumi yang berlimpah dengan gas-gas metana, hidrogen, amoniak dan air. Dengan bantuan pijar listrik, keduanya mendapatkan bahwa eksperimen ini menghasilkan produk berupa campuran berbagai macam gula dan asam amino. Dengan eksperimen ini, muncullah teori bahwa kehidupan berawal dari atmosfer Bumi purba.

Namun kalangan astronomi memiliki teori tersendiri yang tak kalah menarik. Berdasarkan pengamatan, terdapat cukup banyak substansi kehidupan yang terkandung dalam awan-awan gas antar bintang ataupun debu-debu antar planet. Subsansi tersebut meliputi molekul-molekul sederhana - semacam air, metana, amoniak, hidrogen sianida dan alkohol (termasuk etil alkohol, bahan baku minuman keras) - hingga molekul-molekul kompelks. Hal ini dibuktikan lagi dengan enemuan sejumlah asam amino yang terdapat dalam meteorit. Diduga, meteorit ini merupakan sisa inti sebuah komet yang telah habis menguap.

protoselDalam eksperimen NASA yang lain di laboratorium antariksa mini yang dibawa dengan pesawat ulang alik, didapatkan bahwa para ilmuwan NASA Austrobiology Institute berhasil merekayasa struktur organik mirip sel primitif (gambar kanan, sumber : NASA). Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan dimungkinkan berasal dari angkasa luar dan justru dibawa oleh komet-komet yang menumbuk permukaan Bumi di masa silam. "Sekitar satu komet yang datang ke Bumi selama periode satu tahun dengan sudut tumbukan yang kecil mampu memproduksi senyawa organik yang ekivalen dengan oksidasi atmosferik Miller-Urey yang berlangsung terus menerus selama setahun ", tambah Blank. Kemampuan asam-asam amino untuk bertahan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam eksperimennya, semakin menguatkan idea di atas.

Created:
Reza .A.I

Sejarah Terbentuknya Sistem Tata Surya

Sejarah Terbentuknya Sistem Tata Surya

1. Teori Kabut Nebula

Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Satu teori yang dinamakan "Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :

  1. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar.
  2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.
  3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari

Asteroid adalah salah satu anggota keluarga matahari, apabila bergerak terlalu dekat dengan bumi, gravitasi bumi akan menarik asteroid tersebut ke atmosfir bumi, bergesekan dan terbakar.

Bagian yang tidak habis terbakar jatuh di bumi disebut meteorit.

Secara umum meteorit dapat dikelompokkan menjadi 3 grup :

1. Meteorit besi (siderit, formulasi unsur Fe dan N)

2. Meteorit campuran besi - batu (sicerolit)

3. Meteorit batu (aerolit, komposisi utama adalah silikat/SiO2)

Tektit

Nama tektit berasal dari bahasa Yunani "tektos" yang berarti cair, lelelh. Biasanya tektit berwarna hitam, hijau atau coklat, bersifat "amorf", secara fisik mempunyai kemiripan dengan obsidian.

Tektit terjadi sebagai dampak tumbukan meteorit dengan permukaan bumi, dimana akibat dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya loncatan material yang bersifat cair yang kemudian membeku dengan cepat.

Tektit berukuran hanya beberapa gram, kadang-kadang ada yang mencapai berat 12 kg.

Tektit mempunyai bentuk-bentuk yang unik diantaranya ada yang berbentuk kancing, bel, oval, tetesan air mata.

Penamaan tektit diambil dari tempat dimana tektit tersebut ditemukan, contoh : Moldavit (dari Moldavia, Cekoslovakia), Philippinit (dair Filipina), Javanit (dari Jawa), Bilitonit (dari Biliton/Belitung)





2. Teori Big Bang & Bintang kembar

Klik disini untuk menutup window!Pada mulanya para ilmuan berpijak pada hipotesa bahwa jagad raya tidak mengembang (statis). Namun dengan berjalannya waktu, pandangan tersebut mulai berubah sejak diperkenalkannya hukum gravitasi Newton. Hukum gravitasi Newton mampu menjelaskan secara tepat gerakan benda termasuk benda-benda langit seperti bumi, bulan dan planet. Penemu planet Uranus bernama William Herschel mempublikasikan hasil penelitiannya tentang bintang kembar pada

Text Box: Sir William Herschel tahun 1782. Ternyata interaksi antar bintang pun menuruti hukum gravitasi Newton. Bila jagad raya statis maka seluruh bintang dijagad raya ini saling tarik menarik sehingga akan terbentuk satu massa yang sangat besar sekali. Nyatanya hal ini tidak terjadi. Dengan demikian penemuan ini memperkuat dukungan bahwa sebenarnya jagad raya tidak statis.

Pada saat Einstein memperkenalkan teori relativitas umum pada tahun 1917, kepercayaan tentang keberadaan jagad raya statik masih berlangsung. Oleh karena itu, Einstein memodifikasi teorinya dengan menambahkan satu suku yang dikenal dengan konstanta kosmologi. Konstanta ini merupakan gaya antigravitasi yang bersifat mengimbangi gaya gravitasi sehingga menghasilkan solusi untuk jagad raya statik. Akhirnya ia sadar bahwa hal ini merupakan suatu tindakan yang paling bodoh yang ia perbuat selama hidupnya.

Hipotesa lain yang menentang bahwa jagad raya statis adalah teori “ENTROPI”. Menurut teori entropi, jagad raya ini mempunyai umur (asal-usul) dan makin lama makin kacau. Hipotesa ini membuat hipotesa jagad raya statis semakin pudar. Bila umur jagad raya ini dianggap sudah tua sekali, maka keadaan sekarang pasti sudah kacau. Ternyata keadaan jagad raya sampai saat ini cukup teratur, berarti umur jagad raya masih muda.

BIG BANG

Sebuah revolusi telah terjadi, jagad raya ternyata tidak tinggal diam (statik) tetapi mengembang. Fakta ini menjadi landasan dari kosmologi modern. Astronom Amerika Serikat bernama Edwin Hubble, pada tahun 1929 mempublikasikan salah satu kertas kerjayang menyatakan bahwa galaksi-galaksi bergerak menjauhi kita sebanding dengan jarak galaksi dengan kita. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Hubble yang

ditulis sebagai berikut : v = Hor dengan Ho : suatu konstanta yang disebut konstanta Hubble. Jarak antara benda-benda langit makin lama makin jauh satu dengan yang lainnya. Pengamat di bumi melihat bahwa semua benda langit bergerak menjauhi bumi.

Bayangkan sebuah bola berjari-jari r dengan seorang pengamat pada titik O. Kita anggap bahwa gerakan galaksi pada permukaan bola adalah akibat dari gaya gravitasi di dalam bola. Diluar bola gaya gravitasi saling menghilangkan (anggapan ini telah dibuktikan melalui teori relativitas Einstein untuk jagad raya yang tak berhingga).

Anggap m adalah massa dari suatu galaksi pada permukaan bola dan anggap M adalah massa total galaksi pada permukaan bola. Jika adalah kerapatan materi di dalam bola pada waktu sekarang maka,

Jika tidak ada gaya lain selain gaya gravitasi, maka energi total dari massa m itu adalah: E = 1mv2 - GMm 2 r dengan v adalah kecepatan galaksi. Energi ini dapat bernilai positif, negatif atau nol tergantung pada harga v. Jika E positif, galaksi M akan terus bergerak menjauh selamanya dari pengamat O dan akan mencapai titik tak terhingga. Jika E negatif maka sistem akan terikat, galaksi m akan tertarik kembali ke titik O. Jika E sama dengan nol, maka galaksi akan terus menjauhi titik O dengan kecepatan yang makin lama makin kecil dan akan mencapai nol di titik tak berhingga.

Kesimpulan mengenai kemungkinan berbagai harga E ini berlaku juga bagi semua pengamat selain di bumi. Sehingga kita bisa simpulkan bahwa jika E positif jagad raya akan terus berkembang, sedangkan jika E negatif jagad raya ini akan berhenti mengembang dan runtuh.

Karena v = Hor, jika E = 0 maka, dengan kata lain jika kerapatan jagad raya ini sebesar jagad raya hampir terikat, dan akan terus mengembang sampai tak berhingga.

Situasi yang sama terjadi ketika kita melemparkan benda ke atas. Jika kecepatan yang kita berikan tinggi sekali, maka benda tersebut bisa tidak kembali lagi ke bumi. Tetapi kalau kecepatannya kecil maka setelah mencapai ketinggian tertentu benda akan balik ke bumi.

Penentuan ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Orang mencoba menghitung dengan mengambil suatu ruang volume tertentu lalu menghitung massa galaksi (bintang-bintang) di dalamnya. Perhitungan massa galaksi dapat dilakukan dengan menghitung pengaruh gravitasi dari galaksi terdekat. Misalnya jika 2 galaksi mengorbit satu sama lain, jika jarak dan kecepatannya diketahui maka dengan menggunakan rumus Keppler kita bisa memperoleh besar massa dari galaksi tersebut. Perhitungan ternyata hanya 10 sampai 20% dari harga . Hal ini menyimpulkan bahwa jagad raya tidak mengembang. Namun para kosmologis tidak putus asa, mereka mengganggap bahwa di jagad raya ini pasti ada materi yang tidak terlihat (dark matter) yang membuat jagad raya lebih padat sehingga cocok dengan kenyataan bahwa jagad raya ini mengembang.

Kelihatannya ini terlalu dipaksakan, namun orang sudah melihat sedikit titik terang tentang keberadaan dark matter ini. Ada bermacam kandidat untuk dark matter ini diantaranya adalah : magnetik monopol (jika ada), black hole (jika banyak), neutrino (jika bermassa).Hal ini masih menjadi perdebatan sengit di kalangan ilmuwan.

Jika jagad raya ini mengembang, maka pada waktu lampau alam semesta ini sesungguhnya berasal dari satu pusat yang sangat padat. Pada suatu ketika pusat ini meledak dan mulai mengembang. Ledakan ini disebut "big bang".

Sekarang mari kita hitung secara kasar kapan terjadinya big bang itu. Anggap bahwa jagad raya dari semenjak terjadinya big bang sampai mengembang, memiliki kecepatan yang tetap (percepatan nol). Jika jarak galaksi terjauh adalah r dan big bang terjadi pada waktu To dari sekarang, maka besarnya To dapat dicari dengan rumus Hubble sebagai berikut : v = Hor r = Hor To To = 1 Ho Perkiraan dari harga ini adalah sekitar 10 sampai 15 bilyun tahun.

Jika ide big bang ini benar, maka pada mulanya setelah terjadi ledakan suhu jagad raya mulai turun, lalu terbentuk hidrogen, helium dan atom-atom lain. Atom-atom ini kemudian bergabung menjadi materi yang disebut galaksi.

3. Teori Tumbukan tumbukan komet

Kanan : gambaran artis tentang tumbukan komet dengan permukaan Bumi jika dilihat dari angkasa, yang menerbitkan gelombang pasang raksasa dan pijar api yang sangat besar (sumber : NASA).

Masih kita dengan peristiwa spektakuler pada 18 - 24 Juli 1994, ketika pecahan-pecahan komet Shoemaker Levy 9 menghantam permukaan Jupiter dan menerbitkan percikan bola api raksasa selama puluhan menit dengan diameter yang lebih besar dibanding diameter Bumi ? Dan, jangan kaget kalau peristiwa semacam ini pernah juga terjadi di Bumi kita jutaan tahun silam. Diduga, 60 juta tahun yang lalu, sebuah komet berdiameter 10 km menumbuk permukaan Bumi di semenanjung Yucatan, Amerika Selatan. Tumbukan ini menghasilkan kawah raksasa berdiameter sekurangnya 200 km dan diduga menerbitkan gelombang pasang ke seluruh dunia serta menyemburkan material ke atmosfer Bumi, menghalangi cahaya Matahari sehingga matilah 70 % kehidupan di muka Bumi. Inilah zaman ketika dinosaurus secara mendadak lenyap dari muka Bumi.

Namun, percayakah anda jika asal usul kehidupan diduga juga berawal dari proses tumbukan komet ke permukaan Bumi, milyaran tahun silam ? Empat milyar tahun silam, Bumi yang sedang berada dalam masa awal sejarahnya mengalami serangkaian bombardemen komet-komet dari antariksa. Para ilmuwan menamai periode ini sebagai Late Heavy Bombardement (LHB). Diduga, pada masa ini Bumi mendapatkan molekul-molekul organik yang penting dari komet-komet yang menumbuknya - yang diistilahkan dengan komet-komet kamikaze. Cukup menarik perhatian, saat ini telah dketahui 70 macam asam amino - batu bata penyusun protein - yang ditemukan pada meteorit-meteorit yang berserakan di permukaan Bumi. Dari 70 macam asam amino tersebut hanya 8 macam saja yang termasuk ke dalam 20 macam asam amino esensiil yang dibutuhkan manusia. Sebuah meteorit, yang dinamakan meteorit Murchison - ditemukan di Australia pada 1969 - diketahui mengandung asam aminobutirat dan valin.

Eksperimen Blank

bagan percobaan

Atas : inilah bagan peralatan yang digunakan dalam eksperimen Blank. Panah merah di sebelah kanan memperlihatkan arah gerak peluru-peluru soda berkeceatan tinggi, sementara tiga buah segitiga merah memperlihatkan pin-pin transduser untuk mengukur kecepatan peluru. Setelah tumbukan berlangsung, sampel terlempar ke tanki jebakan dan ditampung untuk dianalisis (sumber : Jennifer Blank, University California of Berkeley)

Gambaran bahwa asal usul kehidupan berawal dari langit memperoleh pondasi penguat setelah Jennifer Blank, seorang geokimia dari University of California melakukan sebuah eksperimen yang dibiayai bersama dengan NASA. Bekerja sama dengan koleganya di University of Chicago dan Los Alamos National Laboratory selama tiga tahun terakhir, Blank merancang sebuah simulasi yang menggambarkan tumbukan komet dan pengaruhnya terhadap polimerisasi asam amino. Blank menggunakan peluru dari soda padat yang dipacu pada kecepatan 1,6 km/detik sebagai model bagi komet. Sementara sebagai target digunakan lempengan stainless steel berdiameter 2 cm dengan ketebalan 0,5 cm. Dalam tanki target diciptakan kondisi dimana disemburkan tetes-tetes air yang mengandung lima macam asam amino : fenilalanin, prolin, lisin (merupakan anggota asam amino esensiil), asam aminobutirat dan valin (ditemukan pada meteorit Murchison).

Dalam eksperimen ini Blank mengatur suhu, tekanan ruang eksperimen dan selang waktu tembakan sebagai variabel. Selanjutnya untuk menganalisis produk eksperimen digunakan kromatografi cairan dan spektrometer massa di Laboratorium Argonne, Los Alamos. Dari sini didapatkan informasi tentang jenis dan konsentrasi molekul yang ada.

Cukup mengejutkan, Blank dan koleganya mendapatkan bahwa asam-asam amino yang ada di dalam tanki eksperimen, setelah mengalami tumbukan dengan peluru-peluru soda berkecepatan tinggi, menjalani proses polimerisasi membentuk peptida, dalam bentuk dipeptida, tripeptida dan tetrapeptida. Lebih lanjut lagi, rasio peptida yang terbentuk tergantung kepada suhu dan tekanan ruang eksperimen serta durasi penembakan.

Berkait dengan hasil eksperimen ini, Blank mengestimasikan bahwa asam-asam amino yang terbentuk di atmosfer Bumi - seperti yang dibuktikan oleh eksperimen Miller - mengalami polimeisasi membentuk peptida oleh tumbukan komet. Dan proses bombardemen komet yang berlangsung terus menerus menyebabkan polimerisasi berlangsung terus menerus pula, dimana peptida membentuk polipeptida (protein). Agar proses ini bisa berlangsung, seorang Benton Clark dari Lockheed Martin Astronautics di tahun 1988 menyarankan bahwa obyek yang menumbuk - baik komet maupun asteroid - haruslah cukup lambat sehingga air dan senyawa organik dapat bertahan dari pemecahan akibat tumbukan. Obyek semacam itu - yang umumnya berkecepatan 25 km/detik - harus datang dari ketinggian maksimal 25o dari horizon, sehingga akan cukup terlambatkan oleh gesekan dengan atmosfer. Clark mendapatkan penguatan dari pernyataan Eugene Shoemaker - pemburu komet paling fenomenal di abad lalu - yang menyatakan bahwa pada masa awal sejarah Bumi, beberapa persen komet dan asteroid yang menumbuk datang dari ketinggian yag rendah.

Miller

eksperimen millerEksperimen Blank memang belum bisa menjawab bagaimana kehidupan muncul, terlebih yang baru dicapai hanyalah tahap polimerisasi asam amino menuju peptida dan protein. Namun, eksperimen semacam ini merupakan satu langkah maju yang sama nilainya dengan eksperimen Miller di tahun 1953 yang terkenal.

Kiri : perangkat eksperimen Miller - Urey. Air didihkan untuk membentuk uap air yang selanjutnya disalurkan ke ruang reaksi bersama-sama dengan uap amoniak, gas hidrogen dan metana. Elektroda-elektroda listrik dinyalakan secara periodik dalam ruang reaksi dan hasil reaksi diarahkan pada pipa yang lain untuk selanjutnya diembunkan dan dianalisis. Anda dapat menyaksikan animasi eksperimen ini di sini (Sumber : AccesExcellence.Org).

Pada dekade 50-an, Harold Urey - penemu isotop Deuterium dan sekaligus peraih hadiah Nobel - mengemukakan bahwa molekul-molekul senyawa organik yang kompleks seperti asam amino dan gula dapat diproduksi di atmosfer Bumi purba dengan bantuan kilatan listrik. Di tahun 1953, Urey bersama Stanley Miller merancang perangkat eksperimen yang mencoba mengkondisikan atmosfer purba Bumi yang berlimpah dengan gas-gas metana, hidrogen, amoniak dan air. Dengan bantuan pijar listrik, keduanya mendapatkan bahwa eksperimen ini menghasilkan produk berupa campuran berbagai macam gula dan asam amino. Dengan eksperimen ini, muncullah teori bahwa kehidupan berawal dari atmosfer Bumi purba.

Namun kalangan astronomi memiliki teori tersendiri yang tak kalah menarik. Berdasarkan pengamatan, terdapat cukup banyak substansi kehidupan yang terkandung dalam awan-awan gas antar bintang ataupun debu-debu antar planet. Subsansi tersebut meliputi molekul-molekul sederhana - semacam air, metana, amoniak, hidrogen sianida dan alkohol (termasuk etil alkohol, bahan baku minuman keras) - hingga molekul-molekul kompelks. Hal ini dibuktikan lagi dengan enemuan sejumlah asam amino yang terdapat dalam meteorit. Diduga, meteorit ini merupakan sisa inti sebuah komet yang telah habis menguap.

protoselDalam eksperimen NASA yang lain di laboratorium antariksa mini yang dibawa dengan pesawat ulang alik, didapatkan bahwa para ilmuwan NASA Austrobiology Institute berhasil merekayasa struktur organik mirip sel primitif (gambar kanan, sumber : NASA). Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan dimungkinkan berasal dari angkasa luar dan justru dibawa oleh komet-komet yang menumbuk permukaan Bumi di masa silam. "Sekitar satu komet yang datang ke Bumi selama periode satu tahun dengan sudut tumbukan yang kecil mampu memproduksi senyawa organik yang ekivalen dengan oksidasi atmosferik Miller-Urey yang berlangsung terus menerus selama setahun ", tambah Blank. Kemampuan asam-asam amino untuk bertahan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam eksperimennya, semakin menguatkan idea di atas.