Kamis, Februari 12, 2009

Sejarah Dakwah Nabi Ibrahim

Dialah Ibrohim bin Tarikh alias Azar. Beliau dilahirkan di daerah Babil (Iraq). Alloh telah memberikan kecerdikan dan petunjuk kepada beliau semenjak masih muda. Membimbing dan mengangkat beliau sebagai Rosul dan Kekasih-Nya semasa tua.

Hijrah ke Palestina
Suatu ketika, tibalah hari pernikahan beliau dengan seorang wanita bernama Sarah. Tak lama setelah itu, orang tua beliau mengajak hijrah ke Negeri Palestina. Dalam perjalanannya menuju Palestina, mereka singgah di daerah Harran (Syiria) yang konon mayoritas penduduknya penyembah bintang yang berjumlah tujuh. Ucapan dan perbuatan mereka tak sepi dari pemujaan kepada bintang-bintang tersebut. Entah keyakinan apa yang mereka anut. Yang jelas, mereka melakukannya dengan menghadapkan wajah ke arah kutub utara.


Mulai Berdakwah
Tak tahan melihat itu, Nabi Ibrohim datang mendakwahi mereka. Di antara seruan beliau yang diabadikan dalam al-Qur’an:

Dan ingatlah Ibrohim. Tatkala ia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah Alloh dan bertakwalah kepada-Nya. Itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Alloh itu adalah berhala, dan kalian juga berbuat dusta. Sesungguhnya yang kalian sembah selain Alloh itu tidak mampu memberikan rezeki kepada kalian. Mintalah rezeki itu kepada Alloh dan sembahlah Dia saja. Bersyukurlah kepada-Nya, hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan.” (QS. al-Ankabut [29]: 16-17)

Dengan sebab dakwah Nabi Ibrohim inilah, Alloh menghilangkan kesyirikan dan kemungkaran di atas permukaan bumi. Walaupun saat itu orang yang beriman hanyalah Nabi Ibrohim, istri (Sarah) dan keponakannya, Luth. (1)

________________________________
(1) Yang pada akhirnya, beliau Luth diangkat menjadi Rosul.

Keteguhan Nabi Ibrohim Mendakwahi Bapaknya
Sasaran dakwah Nabi Ibrohim yang pertama adalah bapaknya. Selain karena orang terdekat, bapaknya termasuk penyembah berhala yang tulen. Beliau menyatakan:

Ingatlah ketika Nabi Ibrohim berkata pada Bapaknya, “Wahai Bapakku, kenapa engkau menyembah sesuatu yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat, juga tidak bisa menolongmu sedikit pun. Wahai Bapakku, sungguh telah datang kepadaku pengetahuan yang belum datang kepadamu. Karena itu, ikutilah aku. Aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai Bapakku, janganlah engkau menyembah setan, sebab ia (setan itu) telah durhaka kepada Dzat yang Maha Pemurah. Wahai Bapakku, sesungguhnya aku khawatir adzab dari yang Maha Pemurah akan menimpamu. Maka menjadilah engkau kawan setan.” (QS. Maryam [19]: 42-45)

Namun, ajakan Nabi Ibrohim itu ditanggapi sebelah mata oleh bapaknya. Padahal beliau menggunakan bahasa yang halus lagi sopan karena menghormatinya sebagai orang tua. Beliau tidak mengatakan, “Wahai bapakku aku adalah orang yang lebih tahu darimu dan engkau adalah orang yang bodoh, yang tak punya ilmu sedikit pun.”

Tidak cukup hanya menolak dakwah beliau saja, Azar, Bapak Nabi Ibrohim malah memarahi dan berusaha mengusir beliau. Bahkan mengancam akan membunuh beliau jika tidak berhenti dari mencela sesembahannya dan berdakwah untuk menyembah hanya kepada Alloh saja. Ia tak mau meninggalkan tradisi nenek moyangnya yang sudah turun-temurun mereka lakukan itu.

Dengan penuh kesabaran disertai rasa iba, beliau tidak membalas hardikan bapaknya itu dengan celaan apa pun, apalagi menandinginya dengan ancaman serupa. Malah, beliau memberi harapan kepada bapaknya akan senantiasa memintakan petunjuk dan ampunan kepada Alloh atas kesyirikan yang ia lakukan. Namun jerih payah Nabi Ibrohim tersebut tidak membawa hasil sedikit pun. Bapaknya tetap keras kepala dan tak mau meninggalkan tradisinya itu.

Nabi Ibrohim Mulai Mengambil Sikap
Dari sini, jelaslah bahwa bapaknya benar-benar telah menjadi musuh Alloh karena perbuatan syirik itu. Maka, berhentilah Nabi Ibrohim dari usahanya memintakan petunjuk dan ampunan dan berlepas diri darinya. Alloh juga mulai melarang Nabi Ibrohim melakukan perbuatan itu karena bapaknya telah mati di atas kesyirikan. Telah jelas dan tidak bisa disangkal ia akan menjadi penghuni neraka.
Dalam sebuah hadits dari Abu Huroiroh, Rosululloh mengabarkan:

يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ آزَرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَعَلَى وَجْهِ آزَرَ قَتَرَةٌ وَغَبَرَةٌ ، فَيَقُولُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ لاَ تَعْصِنِى فَيَقُولُ أَبُوهُ فَالْيَوْمَ لاَ أَعْصِيكَ . فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ يَا رَبِّ ، إِنَّكَ وَعَدْتَنِى أَنْ لاَ تُخْزِيَنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ ، فَأَىُّ خِزْىٍ أَخْزَى مِنْ أَبِى الأَبْعَدِ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى إِنِّى حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ ، ثُمَّ يُقَالُ يَا إِبْرَاهِيمُ مَا تَحْتَ رِجْلَيْكَ فَيَنْظُرُ فَإِذَا هُوَ بِذِيخٍ مُلْتَطِخٍ ، فَيُؤْخَذُ بِقَوَائِمِهِ فَيُلْقَى فِى النَّار
Pada hari kiamat kelak Nabi Ibrohim akan menemui bapaknya, Azar. Pada wajah Azar terdapat bekas-bekas kotoran berwarna hitam karena asap dan debu. Maka Nabi Ibrohim berkata kepadanya, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu jangan engkau menyelisihiku?!” Maka bapaknya menjawab, “Sekarang aku tidak akan menyelisihimu.” Lalu Nabi Ibrohim berkata, “Ya Alloh, sesungguhnya engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa engkau tidak akan menghinakanku di hari manusia dibangkitkan. Maka kehinaan manakah yang lebih parah dari keberadaan bapakku yang jauh dari rohmat-Mu?” Maka Alloh berfirman, “Sesungguhnya Aku telah haramkan surga untuk orang kafir.” Kemudian dikatakan lagi kepada beliau, “Wahai Ibrohim, lihatlah apa yang ada di bawah kedua kakimu.” Lalu beliau melihatnya. Tiba-tiba saja beliau melihat ada seekor serigala yang berbulu lebat, berlumuran darah dan sudah membusuk (jelmaan dari bapaknya). Lalu keempat kaki serigala itu dipegang dan dilempar ke neraka. (HR. Bukhori 3350)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar