Selasa, Februari 17, 2009

AROFAH

1.
2.

" Sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah SWT " (QS Al-Baqarah : 196).
" Sesungguhnya antara Umroh yang satu ke Umroh yang lain itu dapat menghapus dosa antara keduanya, dan Haji yang Mabrur tiada lain balasannya kecuali Surga " (HR.Muslim)
Arofah mandiri memberikan layanan profesional kepada Anda untuk melakukan Haji dan Umroh.
Polemik kapan dilaksanakannya puasa Arofah memang sedang rame-ramenya. Jika mendasarkan kepada beberapa fatwa ulama yang memfatwakan bahwa puasa Arofah dilaksanakan sesuai wilayah hukum dan sesuai keputusan pemerintah setempat, maka puasa Arofah tidak harus selalu bertepatan dengan 9 Dzulhijjahnya Saudi (Mekkah).
Pertanyaannya, apakah puasa Arofah itu harus bareng dengan tanggal 9 Dzulhijjahnya Saudi?? Sebagian muslimin berpendapat demikian. Mengapa? Karena mereka mendasarkan bahwa puasa Arofah itu harus bertepatan dengan dilaksanakannya wukuf di padang Arofah. Bisakah itu dijalankan oleh muslimin di seluruh dunia, dan haruskah pas tanggal 9 Dzulhijjahnya Saudi??? Marilah kita bahas.
Namun sebelumnya, kita harus paham dulu kapan dilakukannya ritual wukuf tersebut. Sebagian ulama sepakat bahwa waktu wukuf yang disunnahkan dan dicontohkan Nabi saw adalah sejak tergelincirnya matahari, sampai terbenam matahari. Namun sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Bin Baz, waktu wukuf dapat juga dilakukan dari sejak terbit fajar tanggal 9 Dzulhijjah, sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Sehingga menurut beliau, durasi waktu wukuf tersebut adalah 24 jam.
Dari kedua pendapat yang menjelaskan durasi waktu wukuf tersebut, kita bisa melihat adanya 2 kemungkinan berkaitan dengan puasa Arofah.
Kemungkinan Pertama : jika durasi waktu wukuf adalah dari sejak Dhuhur sampai matahari terbenam (Maghrib), maka pendapat yang mengatakan bahwa “Puasa Arofah HARUS dilaksanakan bertepatan dengan dijalankannya wukuf di Padang Arofah” adalah “Hal Yang Mustahil” bisa dijalankan oleh umat Islam di seluruh dunia. Mengapa? Karena Durasi wukufnya hanya setengah siang, alias sekitar 6 jam doang. Belahan bumi macem propinsi Papua atau Negara Papua Nugini gak akan pernah bisa menjalani puasa Arofah. Mengapa? Karena selisih waktu mereka dengan pelaksanaan wukuf adalah 6 sampai 8 jam. Jadi saat di daerah papua ini matahari tenggelam, di Padang Arofah baru masuk Dhuhur, dan wukuf baru mulai. Maka seumur hidup muslimin yang tinggal di Papua tidak akan pernah mengalami yang namanya Puasa Arofah bertepatan dengan pelaksanaan wukuf di Arofah. Jadi menuntut keseragaman harus ngikut Tanggal atau rukyat Saudi adalah IMPOSSIBLE, jika alasannya agar puasa Arofah bisa mbarengi wukuf.
Kemungkinan Kedua : Jika durasi wukuf itu adalah sejak terbit fajar tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar 10 Dzulhijjah waktu Saudi, maka durasi wukuf adalah 24 jam. Dengan demikian seluruh belahan bumi manapun, baik yang kalendernya sama dengan Saudi atau tidak, bisa menjalani Puasa Arofah sekaligus mbarengi waktu wukuf. Maka penyeragaman tanggal dengan kalender Saudi adalah TIDAK PERLU, karena puasa Arofahnya pasti bisa mbarengi waktu wukuf.
Kesimpulannya :
1. Pelaksanaan puasa Arofah bisa mbarengi waktu wukuf di padang Arofah tanpa harus menyamakan kalender dengan Saudi, dengan pemahaman bahwa waktu wukuf adalah dari terbit fajar 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar 10 Dzulhijjah alias 24 jam.
2. Jika yang dipakai adalah pemahaman bahwa durasi waktu wukuf itu dimulai sejak Dhuhur sampai Maghrib, maka Puasa Arofah yang harus mbarengi wukuf di Arofah hanya bisa dilakukan oleh belahan bumi yang “kebagian” durasi waktu wukuf. Mengingat syariat islam harus bisa dilakukan oleh seluruh umat manusia di muka bumi, maka pendapat bahwa puasa Arofah harus mbarengi wukuf di sini menjadi Impossible.
Jadi…. jalankanlah puasa Arofah sesuai keyakinan dan ilmu yang sampai pada kita .........wallahu'alam
Tanggal 9 Dzulhijah, yaitu hari Arofah. Hari itu bukanlah hari biasa. Bukanlah hari seperti hari-hari lainnya. Hari itu adalah hari yang sangat utama, yang memiliki keutamaan secara mutlak. Amalan apa saja yang dilakukan ketika itu akan dilipatgandakan dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya.
Keutamaan yang sangat mulia bagi orang yang wukuf di Arofah
Dari ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di Arofah). Allah akan mendekati mereka (dengan rahmat-Nya) lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan mereka ini?” (HR. MUSLIM).
Itulah keutamaan orang yang berhaji. Saudara-saudara kita yang sedang wukuf di Arofah saat ini telah rela meninggalkan sanak keluarga, negeri, telah pula menghabiskan hartanya, dan badan-badan mereka dalam keadaan letih. Yang mereka inginkan hanyalah ampunan, ridho, kedekatan dan perjumpaan dengan Rabbnya. Cita-cita mereka yang berada di Arofah inilah yang akan mereka peroleh. Derajat mereka pun akan tergantung dari niat mereka masing-masing. (Lihat Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobih, 9/65)
Ketahuilah pula bahwa sebaik-baik doa adalah pada hari ‘Arofah
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah.” (HR. TIRMIDZI, hasan). Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan. (Tuhfatul Ahwadziy, 8/482)
Jadi hendaklah kaum muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Rabbnya. Do’a ketika ini adalah do’a yang mustajab karena dilakukan pada waktu yang utama.
Semoga do’a kita terkabulkan dan diperkenankan oleh Allah.
Itulah dua hadits yang menunjukkan keutamaan hari Arofah. Sebaik-baik amalan pada hari itu adalah do’a sebagaimana ditunjukkan hadits di atas. Begitu pula amalan yang utama adalah berpuasa sebagaimana terdapat dalam hadits Abu Qotadah berikut. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanyakan mengenai puasa hari Arofah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.” (HR. MUSLIM).
Para ulama berselisih pendapat mengenai puasa Arofah ini bagi orang yang berhaji. Namun mereka bersepakat tentang disyariatkannya puasa ini bagi orang yang tidak berhaji. (Tajridul Ittiba’, hal. 123-124)
Semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk melakukan amalan sholeh di hari Arofah dengan memperbanyak do’a dan melakukan puasa di hari itu.
Itulah penjelasan tentang Arofah, semoga bisa kita ambil ilmunya. Amin.

Bersumber dari:
1.(www.arofah.com)
2. (www.pitutur.net)
3.(www.rumaysho.wordpres.com)

oleh:WULAN ENSARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar