Rabu, Februari 18, 2009

Pemimpin Indonesia


SUMBER: didikbudiarto.wordpress.com
Maju-mundur. Itulah kesannya. Maju takut, mundur pun tak mau. Itulah pemerintah Indonesia menyikapi kasus Ahmadiyah. Desakan kuat untuk ‘menyesat’kan Ahmadiyah sangat kuat, terutama datang dari kelompok Islam garis keras, yang juga didukung oleh beberapa organisasi Islam yang sering melakukan demo, sweeping, dan pelbagai kekerasan dalam membela agama mereka. Mereka ini yang sering disebut sebagai ‘preman berjubah’. Bukan itu saja, desakan untuk segera melarang Ahmadiyah juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebuah lembaga swadaya masyarakat Islam yang entah mengapa bertindak sebagai otoritas satu-satunya di negara ini kalau sudah menyangkut masalah Islam.

namun desakan beberapa kelompok Islam yang lebih arif pun tak kurang kuat. Mereka ini mengingatkan pemerintah untuk menjamin kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat. Mereka pun menyodorkan fakta, bahwa Ahmadiyah sudah ada di sini sejak 1925, dan selama itu tidak pernah dilarang dan terbukti mampu hidup berdampingan dengan damai dengan pemeluk agama dan kepercayaan lainnya. Mereka ada di sini dengan tenang ketika menjelang kemerdekaan, ketika sudah merdeka, ketika Sukarno berkuasa, ketika Indonesia dipimpin Suharto, Habibie, Gus Dur dan bahkan Megawati.

Tetapi mengapa hujatan untuk menghancurkan mereka, dengan alasan bahwa Ahmadiyah sudah keluar dari ajaran Islam, baru menguat justru ketika SBY-Kalla berkuasa? Apakah pemerintah ini begitu lemah terhadap fenomena menguatnya Islam garis keras di sini? Ataukah SBY-Kalla bagian dari itu? Atau pemerintah sekarang sekedar tersandera kelompok politik Islam yang memang bertambah kuat?

Apakah pemerintah Indonesia akan mampu menjaga bandul itu tetap di tengah? Tidak ke kiri dan tidak ke kanan? Kepentingan menjelang PEMILU 2009 mungkin akan mempengaruhi apapun keputusan yang diambil SBY-Kalla.

sumber:kliktedy.wordpress.com
Sungguh, seharusnya kita bangga karena bangsa kita merupakan bangsa yang besar yang memiliki jiwa besar dan rendah hati yang tidak mampu di miliki bangsa - bangsa lain di dunia. Bangsa kita tidak hanya bangsa pilihan yang unggul, namun lebih dari itu - dari konteks pemikiran, bangsa kita adalah bangsa terdepan yang selalu beberapa langkah lebih maju daripada bangsa - bangsa lain di muka bumi ini.

Di seluruh dunia, para pakar ilmu sosial, ekonomi, politik, dan kebudayan telah terjebak kepada pemikiran salah akan bangsa ini. Seluruh dunia membayangkan Indonesia merupakan negara dengan kampung - kampung kumuh di tepi sungai, busung lapar, korupsi dan berbagai macam bencana alam yang tak kunjung henti

Padahal sebenarnya, tidak ada bangsa di seluruh dunia yang lebih bahagia dari pada bahagianya penduduk indonesia. Tak ada masyarakat yang berpesta dan tertawa-tawa, jagongan, serta segala macam kehangatan yang melebihi kebiasaan masyarakat kita. Tidak ada di dunia ini anggaran biaya pakaian dinas pejabat melebihi apa yang ada di Indonesia. Import kendaraan, dan alat elektronik disini pasti akan dijamin laku terbeli, berapa kontainerpun yang mereka datangkan ke negeri ini.

Masyarakat Internasional menyangka kita sedang krisis, padahal berita tentang krisis moneter itu adalah suatu ungkapan kerendahan hati dari kita. Masyarakat Internasional sering tidak memahami retorika budaya masyarakat kita. Kalau ada yang mengatakan “marilah mampir ke gubug saya” . Mereka pasti menyangka kita benar-benar memiliki gubug, padahal rumah kita adalah istana, yang gubernur argentina dan Menteri di Mesirpun tidak memiliki apa yang kita miliki ini.

Indonesia menjamin tiap warga bebas beragama. Inilah hak asasi manusia yang dijamin oleh konstitusi. Ini juga inti dari asas Bhineka Tunggal Ika, yang menjadi sendi ke-Indonesia-an kita. Tapi belakangan ini ada sekelompok orang yang hendak menghapuskan hak asasi itu dan mengancam ke-bhineka-an. Mereka juga menyebarkan kebencian dan ketakutan di masyarakat. Bahkan mereka menggunakan kekerasan, seperti yang terjadi terhadap penganut Ahmadiyah yang sejak 1925 hidup di Indonesia dan berdampingan damai dengan umat lain.

sumber:maulanusantara.wordpress.com
Pada akhirnya mereka akan memaksakan rencana mereka untuk mengubah dasar negara Indonesia, Pancasila, mengabaikan konstitusi, dan menhancurkan sendi kebersamaan kita. Kami menyerukan, agar pemerintah, para wakil rakyat, dan para pemegang otoritas hukum, untuk tidak takut kepada tekanan yang membahayakan ke-Indonesia-an itu.

by:ARYA WIGUNA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar