Kamis, Februari 19, 2009

Sejarah Agama Islam

SEJARAH AGAMA ISLAM
KARYA:Tiya Mardi(9B)


Terasing seorang diri,ia pergi,ia pergiingin mendapatkan dukungan dan harapa.Merekapun akan dapat menerima islam.kalaupun sudah begitu,ia masih mengharapkan mereka jangan memberi tahukan kedatangannya minta pertolongan itu.Bahkan mereka menghasut orang-orang pandir agar bersorak-sorai dan memakinya.
Allahuma ya Allah,kepadamu juga aku mengadukan kelemahanku.OhTuhan Maha Pengasih,Maha Penyayang,asalkan engkau tidak murka kepadaku,dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat.Engkaulah yang berhak menegur hingga perkenaan pada-MU
Gangguan orang yang pernah dialami Muhammad seolah dapat meringankan perbuatan buruk yang di lakukan taqif itu,meskipun mereka tetap kaku tidak maumengikutinya.tetapi hal ini tidak mengurangi kemauan Muhammad menyampaikan dakwah islam.
“Sekarang Jibril membawa Nabi Muhammad mengunjungi surga.Bagi mereka yang teguh iman.Kemudian Muhammad kembali dengan tangganya itu ke bumi.Buraq pun di lepaskan.Lalu kembali dari Bait”l-Maqdis ke Mekah naik hewan bersayap.”
Untuk itu,ketimbang dengan terkooptasi oleh perbincangan yang berbahaya,atau membawa kesia-siaan.Sebab memang,salah satu kelemahan umat islam di hadapan untaian sejarah perjalanan dan islam segala yang terkait dengannya.Quran adalah bahwa umat islam hanya mampu menyelami pesisir sejarah yang sesungguhnya.
Lalu apa pela jaran yang dpat di ambil dari perjalanan Isra Wal Mir”aj ini?Barang catatan ringan berikut dapat memotivasi kita untuk lebih jauh dan sungguh-sungguh menangkap pelajarn yang seharusnya kita tangkap dari perjalanan agung tersebut.
Muhammad sendiri tidak cukup hanya memperkenalkan diri kepada
kabilah-kabilah Arab pada musim ziarah di Mekah saja, bahkan
ia mendatangi Banu Kinda4 ke rumah-rumah mereka, mendatangi
Banu Kalb,5 juga ke rumah-rumah mereka, Banu Hanifa6 dan Banu
'Amir bin Sha'sha'a.7 Tapi tak seorangpun dari mereka yang mau
mendengarkan. Banu Hanifa bahkan menolak dengan cara yang
buruk sekali. Sedang Banu 'Amir menunjukkan ambisinya, bahwa
kalau Muhammad mendapat kemenangan, maka sebagai penggantinya,
segala persoalan nanti harus berada di tangan mereka. Tetapi
setelah dijawab, bahwa masalah itu berada di tangan Tuhan,
merekapun lalu membuang muka dan menolaknya seperti yang
lain-lain.
Itulah sebabnya "tasbihh" pada kata "Subhanallah" senantiasa bergandengan dengan Allah SWT. Bukankah memang kreasi-kreasi Ilahi dalam persepsi manusia semuanya adalah "di luar kemampuan kendali manusiawi"? Sehingga wajar, peristiwa Isra' wal Mi'raj, di mana Allah dengan sangat enteng memperjalankan hambaNya ('abdihi), Muhammad SAW, dengan jarak yang sangat-sangat jauh bahkan tak terbayangkan seorang manusia dapat terjadi, apalagi pada zaman kegelepan/kebodohan seperti itu. Tapi dengan akal yang sama, adakah yang tidak bisa terjadi dengan Pencipta semua yang manusia anggap biasa maupun luar biasa? Kalau sekiranya teori Black Holes menyatakan bahwa "pengetahuan manusia tentang alam hanyalah sekitar 3% saja, sedangkan 97% berada di luar kemampuannya", maka apakah secara akal pula, akal yang begitu naïf itu mampu mempertanyakan "ke Maha luar biasa-an" Allah SWT?
Dikutip Dari:
HTTP://media.isnet.org/islam/ttc/index.html
HTTP://media.isnet.org/islam/haekal/muhammad/piagam2.html#169a
HTTP://media.isnet.org/islam/ttc/isramiraj.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar